Dua mobil pribadi menepi di pinggir jalan mulus Desa Lenong Bulan Dua, Kecamatan Bintang, Kabupaten Aceh Tengah, Rabu (28/7/2020).
Di sisi kanan berdiri bangunan berkontruksi kayu berwarna coklat.
Di depan bangunan itu dibangun berbentuk melengkung seperti perahu menjorok ke Danau Laut Tawar, sebagian menyebutnya Danau Lut Tawar. Namanya Pantai Menye.
Menye merupakan salah satu pantai paling populer di dataran tinggi Gayo. Oleh karena itu, tidak lengkap ke Aceh Tengah, jika belum berfoto di destinasi yang instagramable ini.
Semilir angin sejuk khas dataran tinggi menyambut pengunjung. Menariknya, ini satu-satunya destinasi wisata danau yang memiliki bagian pinggir dangkal. Sehingga bisa digunakan untuk berenang anak-anak.
Untuk menuju destinasi itu, butuh waktu sekitar 50 menit dari Kota Takengon, Aceh Tengah. Jika bingung, maka bertanya saja pada masyarakat di pusat kota.
Dari kota, pilihlah jalur ke kanan. Ikuti jalan itu menuju arah Kecamatan Bintang.
Sepanjang jalan mendaki dan menurun. Harus membawa kendaraan dengan kecepatan sedang. Pasalnya, di sisi kiri-kanan kerap ada tikungan patah.
Namun, jangan khawatir, jalanan aspal nan mulus. Jika pun ada lubang, sudah ditambal oleh pemerintah setempat.
Tempat wisata di Aceh Tengah ini dibangun pemerintah setempat, namun pengelolaannya diserahkan ke Kelompok Sadar Wisata (KSW) di desa itu.
Siang itu, seorang penjaga berada di pintu masuk. Wen Hamdani, menerima biaya masuk per orang Rp 5.000. Dengan senyum ramah dia menyambut kedatangan wisatawan.
“Ini baru buka dua bulan terakhir. Diresmikan awal 2020, bulan Maret 2020 mulai pandemi corona, lalu ditutup. Ini kita belum normal benar juga, kafe belum dibuka. Dulu, bagian lantai dua bangunan ini kafe,” kata Hamdani.
Namun untuk anak-anak, biaya gratis. Tidak dikenakan biaya masuk. Ornamen utama digantung yaitu jangkar ikan. Jangkar ini biasa digunakan masyarakat lokal untuk menangkap ikan depik di Danau Laut Tawar.
Lengkungan perahu itu pun didisain mirip Kerawang Gayo, pakaian lokal masyarakat di sana. “Di awal-awal dalam sehari bisa seribu atau 900 orang yang datang berkunjung. Sekarang ini, karena belum normal, hanya 300 orang lah,” katanya.
Di sana, masyarakat bisa berfoto sepuasnya. Setiap sudut bisa dijadikan spot foto nan rupawan. Tentu dengan latar Gunung Burni Telong yang tersohor itu. Jika beruntung, di pinggir lokasi akan ada speed boat yang membawa anda berkiling danau. Namun, speed boat itu tidak setiap hari ada.
Salah seorang wisatawan, asal Kabupaten Pidie, Samsul Bahri, menyebutkan dia datang berkunjung khusus ke Gayo untuk liburan keluarga. “Saya tidak pakai (jasa) guide, cukup tanya ke resepsionis hotel saja. Mudah kok jalan menuju ke lokasi ini,” katanya.
+ There are no comments
Add yours