5 Rekomendasi Ekowisata Mangrove, Menggali Potensi dan Keberlanjutan

5 Rekomendasi Ekowisata Mangrove, Menggali Potensi dan Keberlanjutan

Ekowisata mangrove menjadi salah satu bentuk pelestarian ekosistem pesisir yang makin hari kian menarik perhatian. Besarnya potensi yang dimiliki hutan mangrove membuat banyak pihak bersifat optimis dan mau terlibat dalam pengembangan lebih jauh.

Artikel kali ini akan mengulas lebih dalam keberadaan ekowisata mangrove, rekomendasi tempat, hingga potensi yang dimiliki!

Apa Itu Ekowisata Mangrove?

Ekowisata mangrove adalah jenis wisata alam yang fokus pada ekosistem mangrove.

Sementara jika diperinci, kata ekowisata sendiri merupakan konsep pengembangan wisata yang berkelanjutan untuk mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan (alam dan budaya) dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan, sehingga memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat dan pemerintah setempat dan memberi peluang bagi generasi muda sekarang atau yang akan datang untuk ikut memanfaatkan dan mengembangkannya.

Ekowisata mangrove memberi orang kesempatan untuk mengunjungi dan memahami keindahan dan pentingnya ekosistem ini. Wisatawan dapat menjelajahi hutan mangrove dengan perahu, berjalan kaki, atau berpartisipasi dalam aktivitas seperti burung, snorkeling, dan pendidikan lingkungan.

Tujuan utama dari ekowisata mangrove adalah untuk meningkatkan kesadaran tentang perlindungan lingkungan, mempromosikan pelestarian hutan mangrove, serta memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal yang terlibat dalam ekowisata tersebut.

5 Rekomendasi Ekowisata Mangrove di Indonesia

Sebagai negara kepulauan yang masuk ke dalam salah satu negara dengan hutan mangrove terluas di dunia, maka keberadaan ekowisata mangrove di Indonesia bukan perkara sulit ditemukan. Berikut ini 5 rekomendasi ecotourism mangrove yang bisa Anda datangi:

1. Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya

Ekowisata mangrove Wonorejo berjarak kurang lebih 2 km dari Kota Surabaya. Lokasi ini termasuk ke dalam kawasan Pamurbaya atau Pantai Timur Surabaya.

Ekowisata mangrove Wonorejo ini dapat dikatakan telah memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai. Sarana dan prasarana tersebut di antaranya adalah lahan parkir yang cukup luas, kantor pengelola, lahan pembibitan, tracking, kantin, musholla, toilet umum, area bermain anak, dermaga, loket, gazebo (rest area), hingga jogging track. nana4d

Di tengah hutan mangrove ini, terdapat jembatan yang sering digunakan untuk berjalan-jalan atau berolahraga. Bahkan saat pasang air, jembatan tersebut dibangun cukup tingi dari permukaan air, sehingga pengunjung tidak perlu khawatir. Selain itu, pengunjung dapat menikmati keindahan alam dalam hutan mangrove ini dan mengamati berbagai jenis satwa, termasuk burung, reptile, dan fauna kecil lainnya.

2. Kawasan Konservasi Mangrove Baros Bantu

Hutan mangrove Baros Bantul terletak di Dusun Baros, Desa Titohargo, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul. Dusun ini merupakan salah satu dusun di ujung Muara Sungai Opak. Keberadaan hutan mangrove baros selain mengurangi ancaman abrasi, juga memiliki potensi besar sebagai kawasan ekowisata.

Kawasan mangrove Baros memang merupakan kawasan perintis di muara sungai Kabupaten Bantul. Pengelola kawasan ini berhasil mengembangkan hutan bakau tidak hanya sebagai kawasan konservasi, tetapi juga memberikan edukasi sekaligus hiburan bagi masyarakat sebagai sebuah destinasi wisata.

Adapun, fasilitas di obyek wisata hutan mangrove Baros Bantul sudah cukup lengkap. Terdapat kamar mandi, area parkir yang luas, warung makan, spot mancing, spot foto, dan juga wisata keliling menggunakan perahu.

3. Kawasan Ekowisata Mangrove PIK

Kawasan ekowisata mangrove PIK merupakan kawasan ekosistem mangrove yang paling dekat dengan pusat pemukiman dan ibukota. Anda dapat mencapai tempat tersebut melalui jalan tol dalam kota atau tol JORR. Selain itu, Anda juga memiliki opsi untuk menggunakan transportasi umum seperti bus Transjakarta. Dari pusat kota, perjalanan hanya akan memakan waktu sekitar 30 menit.

Untuk jam operasionalnya kawasan ekowisata mangrove PIK buka pukul 08.00 hingga 17.30 (weekdays) dan 17.00 sampai 17.30 (weekend). Sementara rentang harga tiketnya antara Rp30.000 sampai Rp35.000.

Wisata yang ditawarkan di kawasan ekowisata mangrove PIK di antaranya adalah pemotretan, pre wedding shooting, wisata keluarga, pendidikan, dan penelitian, serta kegiatan konservasi yaitu penanaman mangrove.

4. Ekowisata Mangrove Caplok Barong

Ekowisata mangrove ini terletak di Dusun Manis, Ambulu, Kecamatan Losari, Cirebon dan telah mengalami peningkatan dan pengembangan signifikan. Pengembangan yang dimaksud seperti pendidikan tentang penanaman mangrove, pelestarian satwa, dan budidaya biota laut, ekowisata ini telah menjadi favorit bagi pengunjung.

Saat ini, masyarakat lebih memprioritaskan ekowisata mangrove ini sebagai tempat wisata yang lebih baik, dengan menyediakan berbagai fasilitas seperti perahu karet dan jetski.

Kawasan hutan mangrove sepanjang lebih dari 300 meter ini menyediakan berbagai fasilitas lengkap untuk pengunjung. Selain hutan mangrove lebat yang menghampar di depan mata, panorama laut yang khas menambah kepuasan bagi siapapun yang mengunjungi tempat ini. Terlebih, pengunjung juga bisa mancing atau sekadar jalan-jalan di trek yang sudah disediakan.

5. Ekowisata Mangrove Pulau Cemara Sawojajar

Di dekat pusat Kota Brebes lebih tepatnya di Sawojajar, Wanasari, terletak sebuah pulau dengan panjang 6.000 meter dan lebar 200 meter. Pulau yang menawarkan keeksotisan dengan tumbuhan mangrove dan pepohonan cemara yang rimbun, memiliki dua sisi pantai yang berbeda.

Untuk sampai di Pulau Cemara dapat menggunakan kendaraan pribadi atau layanan transportasi online. Dari pusat kota jaraknya sekitar 12 kilometer dengan waktu perjalanan sekitar 25 menit, atau jika Anda keluar dari tol Brebes Barat jaraknya sekitar 10 kilometer dan memakan waktu sekitar 10 menit.

Ekowisata mangrove Pulau Cemara Sawojajar dilengkapi dengan fasilitas seperti panggung hiburan cemara musik, gazebo, cemara camping ground, spot swafoto, dermaga, pujapura, tracking sapta pesona, kulineran, souvenir dan lain sebagainya!

Mengapa Keberadaan Ekowisata Mangrove Penting?

Tahukah Anda bahwa, ekosistem karbon biru menjadi penyerap karbon yang efektif, salah satunya terdapat pada hutan mangrove. Diperkirakan mangrove dapat menyimpan 20 Pg C (satuan Pg C atau Pentagram Karbon digunakan untuk mengukur jumlah karbon dalam skala besar seperti pada ekosistem biru) dan 70-80% tersimpan di dalam tanah sebagai bahan organik.

Mendukung Ekowisata Mangrove sebagai Alternatif Program CSR

Bersama LindungiHutan kami membantu perusahaan Anda dalam mewujudkan program CSR yang menekankan keberlanjutan salah satunya di kawasan ekowisata mangrove.

Melalui kolaborasi ini perusahaan Anda ikut menjaga dan merawat ekosistem mangrove melalui program penanaman mangrove, bersih pantai, hingga integrasi community development. Sebagai informasi, dalam prosesnya LindungiHutan selalu melibatkan kelompok tani dan masyarakat lokal untuk terlibat semua proses hulu hingga hilir penanaman. Tentu, melalui kolaborasi ini pula bisa menjadi peluang guna mendukung ekonomi lokal dengan mengembangkan produk olahan hasil mangrove seperti kerajinan tangan hingga produk olahan makanan unik lainnya!

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours