Taman Nasional Danau Sentarum (LSNP) adalah sebuah taman yang melindungi salah satu danau-sistem yang paling keanekaragaman hayati di dunia yang terletak jauh di pulau Kalimantan, tepatnya di provinsi Kalimantan Barat.
Terletak di Kabupaten Kapuas Hulu, taman ini terletak di atas Sungai Kapuas tektonik yang memiliki cekungan sekitar 700 kilometer ke arah hulu dari delta. Cekungan ini adalah dataran banjir yang luas, yang terdiri dari sekitar 20 danau musiman, hutan rawa air tawar dan hutan rawa gambut yang masyarakat setempat menyebutnya Lebak Lebung (dataran banjir). Rumah bagi berbagai satwa liar, taman nasional adalah tempat terbaik untuk mengamati kegiatan penduduk dari hutan Borneo seperti orangutan, bekantan, kera ekor panjang, dan banyak yang lainnya.
Daerah ini pertama kali ditetapkan sebagai Suaka Margasatwa pada tahun 1982 dengan area seluas 80.000 hektar, dengan hanya di bawah sepertiganya yang terdiri dari perairan terbuka. Pada tahun 1994, kawasan ini diperbesar menjadi 132.000 hektar untuk memasukkan traktat luas hutan rawa gambut, dan beberapa bukit dengan hutan dataran rendah. Pada 4 Februari 1999, statusnya ditingkatkan dengan taman nasional, namun Otoritas Taman Nasional baru didirikan pada tahun 2006.
Danau Sentarum memiliki berbagai keanekaragaman ikan. 240-266 spesies ikan telah diidentifikasi, termasuk 12-26 spesies baru. Sebagai danau yang luasnya hanya 25.000 hektar, keragaman ini sangat luar biasa bila dibandingkan dengan Eropa, di mana total hanya 195 ikan air tawar primer dikenal. Bahkan, Danau Sentarum yang merupakan salah satu fauna ikan yang paling beragam di dunia dari setiap sistem danau dataran banjir. Dari 71 danau tropis dan subtropis terdaftar untuk keanekaragaman hayati oleh World Conservation Monitoring Center (WCMC) pada tahun 1992, Danau Sentarum (yang tidak terdaftar) yang hanya dilampaui oleh Danau Tanganyika dan Danau Malawi. LSNP juga rumah untuk dua ikan akuarium yang sangat populer: berbagai merah langka dan berharga terancam Asian Arowana (Scleropaged legendrei) dan Clown Loach Botia atau Tiger Botia (Chromobotia macracanthus). Yang terakhir ini hanya diketahui hidup di Danau Sentarum dan beberapa lokasi di Jambi, Sumatera.
Taman nasional ini dikenal memiliki populasi terbesar yang tersisa orangutan (Pongo pygmaeus) dan juga dianggap memiliki populasi pedalaman terbesar bekantan (Nasalis larvatus) di seluruh Pulau Kalimantan. Dua keluarga kera antara 23 fauna endemik yang membentuk 147 spesies mamalia yang ditemukan di Danau Sentarum Park. Ada juga 237 jenis burung yang tercatat termasuk Storm Stork dan besar Argus, dan 26 spesies reptil termasuk Gavial Palsu dan Estuari Buaya. Mamalia keragaman dalam taman nasional memberikan kontribusi 29% terhadap 515 berbagai mamalia yang ditemukan di Indonesia yang dianggap sebagai yang terbesar di dunia.
Luas LSNP juga kaya keanekaragaman fauna. Penelitian mengungkapkan bahwa ada total 675 spesies flora di 97 keluarga yang ditemukan di taman nasional. Dari jumlah tersebut, 33 adalah endemik Danau Sentarum dan 10 spesies baru ditemukan. Sebagian besar vegetasi yang ditemukan di Danau Sentarum unik dan memiliki penampilan yang berbeda dari yang di luar dari Danau Sentarum. Salah satu contohnya adalah borneesis Dichilante, yang langka dan endemik taman nasional dan dianggap sebagai missing link antara keluarga Rubiaceae. Fitur menarik lain dari taman nasional adalah adanya jenis vegetasi endemik Amazon Jungle, yang relegiosa Crateva, yang kemudian dikenal dengan locas yang menyebutnya dengan Pungguk Pohon.
Danau Sentarum didominasi oleh fluktuasi ditandai kadar air dari danau dan sungai. Selama pasang tertinggi, kedalaman danau sekitar 6-8 meter. Air di LSNP berwarna coklat kemerahan karena tingginya tingkat tannin dari daun membusuk dan cabang-cabang berbagai pohon. Kondisi air yang unik dan siklus tahunan yang naik dan turun kadar air mendominasi ekosistem dan memberikan pengaruh yang kuat pada kehidupan rakyatnya, tumbuhan dan hewan.
Transportasi untuk menuju kesana, dari ibukota Kalimantan Barat, Pontianak, menyewa mobil bisa menjadi alternatif untuk sampai ke Danau Sentarum National Park dengan mengambil Pontianak-Sintang-Semitau rute, yang akan memakan waktu sekitar 11 jam. Untuk pengalaman yang lebih menarik Anda mungkin ingin mengambil kursus sungai, dengan mengambil 7 jam naik perahu Bandung dari Sintang ke Semitau. Dari Semitau, satu-satunya pilihan transportasi yang tersedia untuk sampai ke taman nasional adalah dengan perahu.
Untuk perjalanan pendek, Anda dapat mengambil sekitar satu jam dan setengah penerbangan dari Pontianak ke kota terdekat ke Danau Sentarum Park, yang Putussibau. Dari Putussibau Anda dapat mengambil perahu Bandung selama sekitar 7 jam sebelum Anda mencapai taman nasional.
+ There are no comments
Add yours